Powered by Blogger.


Ditengah situasi bangsa yg sarat permasalahankhususnya korupsi yg  menggurita di seluruhnya lini,Indonesia diperlukan pemimpin yg jujur serta pengindan bisa      melayani. Walaupun ada pada pucuk paling tinggi kekuasaan, jiwa melayani rakyat merupakan elemen kepemimpinan paling mendasar. Ia tak akan mementingkan dirinya atau group. Sebaliknya, ia ikhlas berkorban. Bukan hanya buat keluarga, partai atau group bisnisnya, namun buat keperluan rakyat. 
Pada Pilpres 2014 kesempatan ini, pembawaan serta ketentuan kepemimpinan terlihat lebih mengemuka dibandingkan pemilu di awalnya. Pada Pilpres 2004 atau 2009, ketidaksamaan ketentuan serta sifat kepemimpinan antarkandidat tdk terlampau menonjol. Gossip ketegasan memimpin, jujur serta bersih, relatif tdk keluar ke permukaan. 
Pada dua pemilu paling akhirmalahan gossip gender serta kesukuan, Jawa-non-Jawa, tambah lebih mengemuka. Megawati buat di antara capres masa itu jadi pihak yg paling banyak beroleh “serangan”. Serangkaian warga juga keluarkan maklumat, dengan paket ajaran agama, biar umat tdk pilih wanita buat pemimpin. Latar belakang pendidikan Ketua Umum PDIP itu lantas diutak-atik. 
Waktu iniumum menyoroti pembawaan kepemimpinan calon presiden (capres) yg tengah beradu, Prabowo Subianto atau Joko Widodo. Amat kemungkinan perhatian terhadap ketentuan kepemimpinan ini dikarenakan ke dua sosok capres dengan cara kasat mata amat tidak serupa. Prabowo dimaksud lebih cerdas serta tegas, dan Jokowi dimisalkan lebih jujur, bersih, serta dekat dengan rakyat. Bermacam instansi survey turut menajamkan   ketidaksamaan itu lewat ukuran persentase dari jajak pendapat. 

Pada prinsipnya, ketidaksamaan  keduanya menjadi hal lumrah sepanjang tdk dimanipulasi. Yg butuh diwaspadai merupakan ketidaksamaan ke dua sosok dalam kaitan kepemimpinan itu kemungkinan berencana diembuskan buat menjatuhkan yg satu serta mengangkat  yg lain. 
Perlu diakui, pilpres th. ini sarat kampanye negatif dibanding dengan pemilu di awalnya. Beriringan dengan jadi lebih maraknya media sosial serta komunikasi lewat internet, kampanye negatif serta black campaign lantas tambah masif. 
Apa yg bagus, baik serta benar pada satu sosok kandidat dapat jadi tidak baiktidak baikserta salah. Demikianlah sebaliknya. Maka itu, mereka yg melek internet perlu lebih selektif dalam menyaring kabar. Dunia maya udah berikan beraneka kabar yg condong mampu mengaburkan gambar atau fakta memangterhitung bab kejujuran, kecerdasan, ketegasan, bersih diri, serta ketentuan lain seseorang pemimpin. Media masa miliki peran terutama mengedukasi warga biar tdk ringan dikelabui dengan semua usaha bangun citra diri seseorang capres. 

Diamkan fakta yg berkata. Sosok ke dua capres mampu dengan enteng kelihatan dari rekam jejak. Track record Prabowo dapat di lihat dari perjalanan kariernya di TNI. Demikianlah juga jejak Jokowi dapat di lihat kala ia menjabat wali kota Solo dua periode serta kala menjabat gubernur DKI Jakarta satu 1/2 th. paling akhir
Ketegasan, kecerdasan, kejujuran serta latar belakang bersih dari permasalahan hokum tdk dating tiba-tiba. Umum perlu pintar mencermati bahwasanya seluruhnya tadi tdk dapat   diukur dari apa yg kelihatan dengan cara fisik. Ketegasan bukan hanya diukur dari intonasi nada yg meledak-ledak. Ketegasan perlu dinilai dari kedisiplinan dalam memastikan hingga pada proses ketetapan

Negara ini memiliki banyak ketetapan bagus yg ditelorkan dalam undang-undang sampai ketetapan pelaksanaannya. Akan tetapi, eksekusi dari ketetapan itu amat lemah. Pemimpin yg tegas merupakan mereka yg menegaskan bahwasanya seribu satu peraturan yg ada bukan macan ompong semata. 

Ketegasan bukan hanya memercayakan kapabilitas dengan cara fisik, akan tetapi meniadakan keteguhan dalam berprinsip. Kedekatan dengan rakyat gak cuma dapat di lihat dari segi banyak berdialog dengan rakyat, namun bagaimana mendengar serta mendalami permasalahan yg dihadapi rakyat. Demikianlah juga ukuran-ukuran berkait kecerdasan, kejujuran, dan sosok bersih seseorang pemimpin, umum perlu pintar menilai terhitung tdk terbawa pada pesan kampanye hitam.


0 comments